Komite Sekolah MTs Negeri Lahat Pungut Biaya Siswa Untuk Pembangunan RKB
LAHAT, Suarasumsel.net —- Sungguh miris sekali untuk rencana pembangunan penambahan 3 (tiga) lokal oleh pihak Sekolah MTs Negeri Lahat diduga membebankan kepada para wali murid yang berjumlah 789 siswa MTs Negeri Lahat.
Yang mana sebelumnya, peserta didik dari kelas VII sampai dengan IX ditarik/dimintaki sumbang oleh pihak Komite Sekolah Madrasyah Tanawiyah (MTs Negeri) Lahat dengan besaran Rp.300 ribu sampai 500 ribu rupiah.
Info awal sumbangan yang diminta oleh pengurus Komite Sekolah MTs Negeri Lahat dilakukan sejak bulan Juni 2022 dan para wali murid dijanjikan pembangunan 3 lokal diatas Lahan seluas 168 Meter tersebut akan dikerjakan dibulan Desember 2022, namun, hingga, memasuki tahun 2023 tidak terlihat adanya pembangunan penambahan lokal yang dimaksud.
“Benar, kalau tidak ada Ara melintang kita akan melakukan penambahan bangunan baru sebanyak 3 (tiga) lokal yang akan dibangun diatas Lahan seluas 168 Meter didalam Lingkungan Sekolah Madrasyah Tanawiyah (MTs Negeri) Lahat,” ungkap Kepsek MTs Negeri Lahat Neliyana SAg, MM melalui ketua Komite MTs Negreri Lahat Mardiansyah, didampingi anggota Komite Sekolah, pada Kamis (19/1/2023).
Dijelaskan Mardiansyah, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) tersebut, seharusnya dilakukan sejak Desember 2022 lalu. Namun, dikarenakan, dana sumbangan dari wali murid baru terkumpul sebesar Rp.213 juta rupiah, sedangkan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan RKB tersebut, menelan sebesar Rp.800 juta rupiah.
“Tertundanya penambahan pembangunan Ruang Kelas Baru sebanyak 3 lokal ini, dikarenakan, dana sumbangan dari wali murid baru terkumpul mencapai 213 juta, sementara dana yang dibutuhkan sebesar Rp.800 juta. Sehingga, pembangunan untuk penambahan RKB belum kita lakukan,” kilahnya.
Diakuinya, untuk jumlah ruang kelas yang ada sebanyak 23 lokal termasuk Mushollah, Ruang Perpustakaan, Ruang Ruang Laboratorium, dan Ruang BP, yang kerap digunakan untuk proses belajar, sehingga, siswa merasa kurang nyaman untuk melakukan aktivitasnya.
“Dari persoalan ini, lalu, komite sekolah melakukan musyawarah dan sepakat untuk membangun Ruang Kelas Baru (RKB) sebanyak 3 (tiga) lokal,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPC LSM BAKKIN Lahat Nata Biro Hiri mewakili wali murid mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat pada Juni 2022 tahun lalu memutuskan Ruang Kelas Baru (RKB) akan dibangun pada bulan Desember 2022.
“Akan tetapi, dikarenakan dana untuk pembangunan Ruang Kelas Baru masih kurang, sehingga, ditunda atau belum dibangunkan,” terangnya.
Bung Nata menambahkan, dari kumpulan/sumbangan siswa yang berjumlah 789 orang tersebut, baru mencapai 213 juta, sedangkan dana untuk RKB yang dibutuhkan mencapai sebesar Rp.800 juta.
“Untuk kekurangannya sendiri, kita akan mengajukan Profosal ke sejumlah perusahaan baik Batubara maupun perusahaan lainnya yang ada di Kabupaten Lahat ini,” tegasnya.
Bagaimana dengan Dinas Kamenag sendiri terkait adanya penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), dikatakan Nata pihak Komite hanya memintak Rekomendasi saja, upaya kekurangan dana akan diajukan berbentuk Profosal.
“Dari rencana penambahan Ruang Kelas Baru sebanyak tiga lokal tersebut, mungkin kita akan fokus untuk dibangun 1 (satu) lokal terlebih dahulu. Yang akan kita kerjakan pada bulan Pebruari 2023 tahun ini,” ulasnya, seraya menambahkan, Alhamdulillah, bahkan suport dari wali murid dari hasil Rapat Komite hari ini, dukungan telah datang seperti yang disampaikan salah satu wali murid Rahmad warga Lubuk Pedaro kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat, yang telah siap mensuport/membantu 2 (dua) mobil Pasir untuk pembangunan nanti.
Berita sebelumnya mencuat setelah ada beberapa wali murid yang menggeluhkan atas sumbangan yang diminta Komite Sekolah MTs Negeri Lahat dengan membebankan sebesar Rp.300 ribu sampai 500 ribu/siswa.
Seperti dikeluhkan wali murid berinisial KA dan YU warga dikelurahan Kota Baru kecamatan Lahat menyampaikan, dari hasil rapat Komite Sekolah akan menghimpun dana kepada seluruh peserta didik sebesar Rp.300 ribu sampai dengan Rp.500 ribu/siswa.
“Kami rakyat kecil ini, terus terang merasa berat. Padahal kami kerap mendengar dari mulut kemulut bahwa, sekolah di Negeri tidak ada lagi ditarik dana, tapi, apa kenyataannya diminta sumbangan dana sebesar Rp.300 ribu sampai Rp.500 ribu/siswa dengan dalih untuk pembangunan Ruang Kelas Baru,” terang sumber. (Din)