Terlapor Ungkap Bukti Dugaan Rekayasa Pencabulan, Keluarga Pelapor Mengaku Orang Dekat Walikota Pagaralam


PAGARALAM, suarasumsel.net — Terlapor dugaan pencabulan terhadap salah seorang pelajar di Karaoke Star Nendagung beberapa waktu lalu, baru – baru ini mengungkap dugaan rekayasa pencabulan yang dilakukan korban melalui bukti chat akun  WhatsApp antar pelaku dan korban.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Angga Yudha Pratama, warga Desa Bumi Agung RT 011 RW 002 kelurahan Bumi Agung Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam, Minggu (21/5) dilaporkan sebagai pelaku pencabulan terhadap korban sebut saja Bunga (nama samaran/red) Warga  Kecamatan Pagaralam Selatan.

Orang Tua terlapor, Putra Heri Widianto berdasarkan pengakuan anaknya pada media ini, Senin (5/6) membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepada anaknya, yakni tuduhan membujuk dan merayu untuk mengajak korban  pelajar salah satu sekolah swasta untuk karaoke.

“Hal itu tidak benar, menurut keterangan anak saya yang mengajak adalah korban itu sendiri dengan mengirim chat WhatsApp ke  Angga mengajak karaoke dan memesan room, bahkan yang membayar adalah Korban, begitu juga tuduhan merangkul Korban juga tidak benar, yang sebenarnya Korban sendiri menarik tangan Angga untuk merangkul dan mengarahkan menyentuh payudara korban,” bantahnya.

Putra Heri Widianto melanjutkan, begitu pula tuduhan mengecup payudara, menurunkan rok, memegang kemaluan, memasukkan jari ke kemaluan korban, membuka celana, menyuruh Korban memegang alat kemaluan Angga dan mengesekan alat kelamin Angga ke alat kelamin korban selama 5 menit juga tidak benar.

“Yang benar adalah Korban sendiri yang membuka baju dan membuka celananya memaksa Angga untuk melakukan pencabulan, tetapi hal itu tidak dilakukan Angga karena rasa takut bahkan Angga menyuruh  korban merapikan pakaiannya dan mengajak pulang,” lanjutnya.

Diungkapkan Putra Heri Widianto, menurut pengakuan anaknya, ibu dari korban memaksa menghapus chat WhatsApp Angga dengan korban untuk menghilangkan barang bukti, isi chat tersebut antara lain Angga tidak melakukan pencabulan, chat WhatsApp bahwa yang mengajak untuk karaoke serta membayar kamar adalah korban.

Putra Heri Widianto juga menyesalkan sikap arogan Ayah sambung korban, menurutnya saat meminta penjelasan kronologis kejadian di kediaman orang tua korban, Sabtu (20/5) lebih kurang pukul 09.00 pagi, bukan penjelasan yang diterima justru penghinaan dari ayah sambung korban, bapak Hansuper.

“Ayah sambung korban, Hansuper mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak ada urusan karena mereka adalah keluarga dekat Walikota Pagaralam, yang lebih menyakitkan lagi ibunya mengatakan bahwa Angga berniat jahat memacari anaknya karena kaya punya rumah dua tingkat sedangkan kami sebagai orang tua Angga adalah orang miskin,” sesalnya.

Terpisah Ketua Lembaga Pemantau Aset dan Keuangan Negara Republik Indonesia (LPAKN RI) LPAKNRI Kota Pagaralam, AL Kahfi Dawam bersama Ketua LSM LPAKNRI Propinsi SumSel Sinarwan  menyoroti kasus ini patut diduga terindikasi direkayasa oleh orang tua korban untuk menghalangi anaknya bepacaran dengan Angga.

“Kejadian ini diduga orang tua korban tidak setuju dengan Angga berpacaran dengan anaknya karena Angga orang miskin dengan sombongnya mengatakan Angga berniat jahat ingin merebut dan menikmati harta kekayaan orang tua korban dan dengan gaya sombongnya bahwa dia adalah keluarga terpandang dan keluarga dekat walikota Pagaralam hal ini sangat tidak baik membawa nama seorang Wali kota seolah – olah manakuti orang tua Angga Yuda Putra, patut diduga kasus ini penuh dengan rekayasa,” pungkasnya.

Menurut Al Kahfi, peristiwa ini seolah-olah orang kaya melawan orang miskin, seolah-olah Keluarga Pejabat Melawan Rakyat Jelata, dirinya yakin Walikota akan marah besar karena namanya di catut oleh ayah sambung korban, LSM LPAKNRI akan memantau dan mengawal kasus ini. (Ss-AD)

Berita Terkait

Top