Kekerasan Di SMP N 1 Pulau Panggung, Ini Klarifikasi Dari Guru Terkait
PRABUMULIH, Suarasumsel.net — terjadinya peristiwa dugaan tindak kekerasan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pulau Panggung Kecamatan Semende Darat Laut (SDL), Jumat (16/9) pekan lalu sempat viral dan memancing pro dan kontra, klarifikasi dari pihak sekolah menyatakan kejadian tersebut semata – mata adalah bagian dari proses pendidikan.
Guru SMPN 1 Pulau Panggung, pemberi sanksi yang bermuara ke kekerasan fisik, Frans Yoga saat dikonfirmasi via telephon menceritakan, kronologis kejadian bermula dari hari Jumat (16/9) lalu yang mana setelah rutinitas mingguan setiap hari Jumat siswa masuk kelas 7 A dirinya sebagai guru mata pelajaran Agama Islam memberikan pelajaran seperti biasa.
“Setelah mengabsen dan menyapa siswa, tibalah waktunya saya meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang saya berikan 2 minggu sebelumnya, setelah diperiksa ternyata terdapat 4 siswa dan 1 siswi yang tidak mengerjakan tugas, ke-5 siswa/siswi tersebut diminta maju ke depan untuk dimintai keterangannya perihal tidak mengerjakan tugas,” ceritanya.
Frans Yoga melanjutkan, saat ditanya kendala tidak mengerjakan tugas, salah satu siswi menjawab dengan ketus bahwa dirinya tidak ingat dengan tugas tersebut, sebagai bentuk sanksi maka dilakukanlah tindakan fisik untuk mendisiplinkan siswi tersebut dengan mencubit bagian lengannya dan hal tersebut juga dilakukan terhadap 4 siswa lainnya.
“Setelah kejadian pada hari itu, semua berjalan seperti biasa, keesokan harinya ada kegiatan Senam dan dihari itulah bagian bekas dicubit hari sebelumnya diphoto saat memakai baju olahraga, sore harinya orang tua siswi berkunjung ke kediaman wali kelas untuk mempertanyakan kejadian yang menimpa anaknya,” lanjutnya.
Masih menurut Frans Yoga, Wali kelas menerangkan jika yang hukuman yang diberikan kepada siswa/siswi yang tidak mengerjakan tugas adalah hal yang biasa dan masih dalam batas-batas kewajaran, untuk lebih jelasnya wali kelas juga menyarankan wali murid untuk datang ke sekolah dan menanyakan langsung kepada Kepala sekolah dan saya sebagai guru yang bersangkutan.
“Sepengetahuan wali kelas setelah diberikan penjelasan, permasalahan telah selesai ternyata ada pemberitaan di media online terkait dugaan terjadinya kekerasan di SMP N 1 Pulau Panggung, hal ini diketahui ketika kunjungan pengawas dari Muara Enim untuk penyuluhan guru P3K, saat itu wali murid menemui kepala sekolah dengan membawa wartawan menyatakan hendak berkunjung ke sekolah karena ada sesuatu yang ingin disampaikan,” ujarnya.
Dituturkan Frans Yoga, menanggapi permintaan wali murid Kepala Sekolah pun sekitar pukul 11.00 wib mengumpulkan semua guru, pada pertemuan tersebut Kasi dari Dinas mengungkapkan adanya dugaan kekerasan terhadap siswi di sekolah, pertemuan tersebut kemudian ditutup dengan permintaan maaf kepada wali murid dan berjanji kejadian yang sama tidak akan terulang lagi.
“Soreh harinya kami mendapat kabar bahwa sudah ada berita dari media online yang dibagikan di facebook terkait dugaan tindak kekerasan di SMPN 1 Pulau Panggung, saya secara pribadi mengaku salah karena saya mengajar di zaman sekarang bukan di zaman saya sekolah dulu, tapi tujuan saya semata-mata untuk mendidik bukan karena dendam,” tuturnya.
Frans Yoga mengungkapkan, Selasa pagi (20/9) dirinya bersama pihak sekolah menemui wali murid di kediamannya dan alhamdulillah sudah memaafkan kejadian tersebut, justru yang dipertanyakan kenapa pemberitaan di media online sudah menyebar kemana-mana. (Novlis Heriansyah)