Jampidum Bebaskan Tulang Punggung Keluarga Dari Jeratan Pasal Pencurian


LAHAT, suarasumsel.net —Kepala kejaksaan Negeri Lahat, Toto Roedianto S.Sos, SH, MH, didampingi Kasi Pidana Umum Priyuda Adhytia Mukhtar SH, serta Jaksa Penuntut Umum (KPU) Rachmad Aqbar SH, melaksanakan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan “Restoratif”.

“Terhadap perkara tindak pidana Pencurian yang dilakukan atas nama Tersangka Widodo Julianto yang disangkakan melanggar ketentuan Pasal 362 KUHP. TSK telah kita bebaskan pada Senin (23/09/2024) sekira jam 14.00 WIB, kemarin karena “Tulang Punggung Keluarga,” kata Kajari Lahat pada Kamis (26/09/2024).

Pelaksanaan Restorative Justice ini, dijelalaskan Toto, setelah sebelumnya dilakukan Ekspos gelar perkara dihadapan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum dan Kejaksaan Tinggi Sumsel melalui sarana Zoom Metting serta telah mendapat persetujuan dari Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Kajagung) Prof.Dr.Asep Nana Mulyana, SH, M,Hum.

“Selanjutnya, kepala Kejaksaan Negeri Lahat menerbitkan surat ketetapan penyelesaian perkara berdasarkan keadilan Restorative, dan dilakukan pengeluaran terhadap tersangka dari Lapas Kelas IIA Lahat,” ujarnya.

Untuk kronologis tindak pidana Pencurian yang dilakukan oleh Tersangka, sambung Kejari Lahat, pada Selasa tanggal 02 Juli 2024 sekira pukul 17.30 WIB, bertempat dirumah anak korban Gaston Akbar yang beralamat di Gang Pelita 1 kelurahan Pasar Bawah kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat.

“Awalnya tersangka meminjam satu unit Handphone Samsung Galaxy A13 warna hitam dan satu unit Handphone Redmi 8 warna hitam milik anak korban yang sedang di Charge. Kemudian, tersangka langsung pergi meninggalkan rumah anak korban dengan membawa 2 unit Handphone. Akibat, dari perbuatannya anak korban mengalami kerugian sebesar Rp.3.999.000′-,” tambahnya.

Selanjutnya, ditegaskan Toto, pada Selasa tanggal 03 September 2024, Jaksa Fasilitator berperan aktif mempertemukan dan mengupayakan perdamaian antara tersangka dan anak korban yang dihadiri pihak keluarga. Perangkat desa setempat, tokoh agama, dan petugas kepolisian Polres Lahat selaku Penyidik.

“Dalam pertemuan tersebut, anak korban dan orang tuanya telah memaafkan Tersangka, sehingga, tercapai kesepakatan perdamaian antara TSK dan anak korban. Lalu, tersangka mengembalikan Handphone anak korban yang telah diambilnya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi,” ulasnya.

Untuk itu, dikatakan Kajari Lahat, perkara ini dihentikan berdasarkan keadilan Restorative, karena telah memenuhi syarat sebagaimana tertuang dalam peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2020 tentang penghentian tuntutan berdasarkan keadilan Restorative, yang mana salah satu syaratnya adalah tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana.

“Bahwa kepala kejaksaan Negeri Lahat terus berupaya melakukan penegakan hukum Humanis yang mengakomodir nilai-nilai keadilan sosial dan hidup berkembang dimasyarakat. Sehingga, penegakan hukum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Toto. (D1N)

Berita Terkait

Top