Kajari Lahat Soroti Bimtek Kades Ke Batam “Penyelenggara, Kades & BPMDesa Akan Dipanggil”
LAHAT, suarasumsel —— Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dilakukan oleh Puluhan kepala desa (Kades) di Kabupaten Lahat ke Batam berlanjut ke Singapore pada tanggal 9 Mei 2024 lalu, menjadi sorotan Penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Lahat.
Kegiatan yang menggunakan anggaran dana desa (ADD) tersebut, harus ada pertanggung jawaban serta hasil kegiatan khusus landasan Bimtek yang harus menuju kesana.
Demikianlah disampaikan, Kajari Lahat Toto Rosdianto S.Sos, SH mengaku, setelah mendapat informasi terkait kegiatan tersebut, nanti pihaknya akan melakukan pemanggilan dan klarifikasi kepada Penyelenggara atau EO, para Kades, dan Dinas terkait lainnya. Mengingat anggaran yang digunakan memakai ADD, serta apa ada pelanggaran penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian Negara.
“Pasti, nanti itu kita klarifikasi ke Penyelenggara, lalu baru dilakukan pendalaman terkait kegiatan Bimtek yang dilakukan oleh para kepala desa (Kades) di Kabupaten Lahat ini,” janji Toto Rosdianto.
Sementara saat diminta pendapat, sebenarnya apa yang menjadikan alasan pihak Penyelenggara Bimtek tersebut diselenggarakan di Kota Batam lalu melaju ke Singapure dan acuannya seperti apa. Toto Roedianto menyebut, hal tersebut juga yang bakal ditanyakan apa landasannya hingga Bimtek bisa diadakan disana.
“Nanti akan kita klarifikasi ke Penyelenggara, apa yang menjadi landasan dan argumentasi Penyelenggara . Nanti kita dengar apa argumentasi temen Kades dan DPMD Kabupaten Lahat, kita Normatif saja,”imbuhnya.
Terpisah, Management Rizki Sejahtera selaku EO Bimtek Kades Batam, Welmi Syam mengatakan, dari 150 kepala desa (Kades) hanya tingga 70 Kades yang ikut Bimtek ke Batam.
Saat disinggung besarnya dana untuk perkepala desa, ditegaskan Welmi Syam, untuk tahun 2024 ini didominasi ke Batam, perjalanan selama 4 hari 3 malam dengan dana Perkades sebesar Rp.15 juta rupiah semuanya disana mulai hotel dan lain-lain.
Namun, dikatakan Welmi Syam, untuk tahun sebelumnya atau 2023, 80 sampai 90 kepala desa (Kades) Bimtek ke Lombok.
“Bimtek tersebut, dalam rangka pembangunan dan untuk laporan desa. Dana yang dikeluarkan oleh Kades sebesar Rp.17 juta/Kades,” ujarnya.
Salah satu peserta yang tak mau namanya disebutkan, menyampaikan adapun materi yang diterima berupa materi Kebijakan, Pembuatan BUMDES secara garis besarnya supaya tidak terjadinya penyalahgunaan dana desa.
“Narasumber dari Kemendagri, peserta Bimtek beberapa Kades dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Lahat. Kalau dak salah kami rombongan berangkat dari Sumsel menuju Batam tanggal 09 Mei 2024, kegiatan tiga hari di Batam ikuti materi,”sampainya.
Saat disinggung perihal adanya foto peserta yang berswafoto di Negara berjuluk Negeri Singa itu, ia menyebutkan, acara itu bukan masuk dalam kegiatan pokok Bimtek, namun pada saat itu ada beberapa Kades yang tak mau ikut dan tetap berada di penginapan hotel untuk beristirahat.
“Ke Singapura bukan kegiatan pokok, Ade semacam bonus dari EO, oh ya untuk kegiatan kami itu satu peserta di budget 15 juta rupiah bukan dari Dana Desa melainkan dari Anggaran Dana Desa,”jelasnya.
Bimtek seperti ini bukan pertama kali dilaksanakan, sudah beberapa kali Bimtek Kades menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat bahkan di platform media sosial. Beberapa tahun yang lalu, melalui pihak penyelenggara, Kades Bimtek penyuluhan hukum sebagai pemateri atau penyuluhan hukum bekerja sama dengan kantor Kejari yang berada di Provinsi Lampung.
Masyarakat pun, dibikin bingung kenapa Bimtek harus menuju kota-kota yang hampir kesemua lokasi merupakan wilayah-wilayah lokasi objek wisata dan cukup terkenal dengan rutinitas hiburan dunia malam. Kota Batam sendiri merupakan Kota terbesar di Kepulauan Riau dan terkenal dengan tempat atau lokasi hiburan malamnya, tak sulit untuk menemukan dan menjangkau lokasi hiburan malam di Kota Batam.
Sebagai catatan dan informasi dilapangan didapat diduga puluhan Kades yang ke Batam melaju ke Singapura ini, menguarkan kocek sebesar Rp.50 juta/Perkades. Yang menjadi pertanyaan kenapa Bimtek harus ke Batam, apalagi laju ke Singapura, serta apa hasil selama ini yang telah ditetapkan oleh Kades ke-masyarakat dan tidak mungkin Perkades hanya diminta mengeluarkan dana sebesar Rp.15 juta. (D1N)