Terkait Limbah PT BPI, Kades Surati DLH Provinsi Sumsel


LAHAT, suarasumsel.net —-Emosi masyarakat kian memuncak lantaran belum adanya titik terang penyelesaian pencemaran Limbah di Sungai Pait, Desa Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur, Lahat, akibat aktifitas PT BPI.

Sehingga, membuat kepala desa (Kades) Gunung Kembang kecamatan Merapi kabupaten Lahat, Edi Suparno, melayangkan surat laporan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumsel, yang ditembuskan kepada Pj Gubernur Sumsel.

Edi Suparno menyampaikan, sudah dua (2) kali upaya mediasi kepada pihak PT BPI yang dilakukan Pemdes Gunung kembang belum membuahkan hasil. Bahkan limbah PT BPI sampai sekarang masih terus mencemari Sungai Pait dan parahnya lagi sudah merambat ke perkebunan warga.

“Aktivitas warga di Sungai sudah sangat terganggu seperti mandi, mencuci dan mengambil air minum terlebih lagi sekarang di musim kemarau,” ujarnya dengan nada keras, pada Senin (09/09/2024).

Selain itu pula, warga desa yang sudah Geram dengan Limbah tersebut, dan akan melakukan aksi demo, lantaran sudah tak tahan lagi dengan pencemaran Limbah itu.

“Pemdes Gunung Kembang telah 2 kali melakukan upaya mediasi kepada PT BPI. Namun, sampai sekarang belum ada titik terangnya,” cetus Kades.

Sementara, Siti Nurhaliza, Kasi Penindakan Limbah DLH, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meninjau lokasi pada Jumat (06/09/2024) lalu. DLH juga telah mengambil sampel air dan menyegel akses pembuangan limbah milik PT BPI.

“Kami bertindak cepat setelah mendapat laporan dari media sosial dan melakukan inspeksi di lapangan,” ujar Siti.

Dengan situasi yang kian memanas, warga Desa Gunung Kembang menunggu langkah konkret dari PT BPI dan pemerintah agar Sungai Pait kembali bersih dan layak digunakan. Hingga saat ini, mereka masih berharap ada solusi yang adil bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Sedangkan Sapar, perwakilan warga Desa Gunung Kembang, menyuarakan niat mereka untuk melakukan aksi demonstrasi jika PT BPI dan pihak terkait tetap lamban menangani masalah ini.

“Kami sudah lelah. Sungai yang menjadi sumber hidup kami tak bisa lagi digunakan. Jika tidak ada solusi, kami akan menggelar unjuk rasa,” kata Sapar. (D1N)

Berita Terkait

Top