BPS Jadikan OKI Lokus Perhitungan Inflasi di Sumsel
KAYU AGUNG, suarasumsel.net — Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) lokus Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk perhitungan inflasi 15 Kabupaten di Sumatera Selatan bersama Kabupaten Muara Enim.
Kepala BPS Sumsel Moh. Wahyu Yulianto menjelaskan bahwa dua kabupaten ini merupakan perwakilan dari wilayah rural di Sumsel.
“Jadi nanti, lebih representatif lagi, karena ada perwakilan wilayah perkotaan dan juga pedesaan,” jelasnya, saat beraudiensi dengan Pj. Bupati OKI di Kayuagung, Kamis, (18/1/23).
Sebelumnya, kata dia, perhitungan angka inflasi Sumsel hanya diwakili oleh dua Kota IHK, yakni Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau.
Mengenai pemilihan Kabupaten OKI sebagai lokus penghitungan IHK menurut Wahyu karena mewakili wilayah timur Sumsel dan dilintasi oleh tol Trans Sumatera.
“Khusus OKI karena mewakili wilayah timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung serta dilintasi oleh tol trans Sumatera,” ungkapnya.
Wahyu menjelaskan terdapat 229 komoditas di OKI yang disurvei diantaranya pengeluaran rumah tangga, seperti makanan dan non-makanan. Selain itu, ada juga obat, pakaian, dan transportasi.
“Di OKI, lanjutnya, komoditas beras, bensin, sigaret kretek mesin (SKM), tarif listrik, dan sepeda motor memiliki bobot paling tinggi. Selain itu, ada juga bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, ikan patin, dan daging ayam ras.” Terang dia.
Penjabat Bupati OKI, Asmar Wijaya berharap semua stakeholder berkolaborasi bersama menangani inflasi ini, apalagi OKI ditetapkan sebagai lokasi penghitungan IHK.
“Tahun ini Kabupaten OKI masuk perhitungan survei IHK. Oleh karena itu, PR kita bersama untuk menjaga inflasi, jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah,” terang dia.
Upaya-upaya pemantauan harga dan operasi pasar, turun langsung ke lapangan dan berkolaborasi bersama stakeholder untuk mengantisipasi naiknya komoditi – komoditi kebutuhan masyarakat.
Inflasi Kata Asmar kuncinya adalah 4K
“Menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif,” tutup dia.(adi)