Siloki & Rice Miling Kasmuri Wakili OKI Di Ajang Inovator se-Sumsel
KAYU AGUNG, suarasumsel.net — Inovasi Sistem Layanan Keamanan Informasi OKI (Siloki) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKI dan Rice Milling Unit (RMU) Kasmuri Desa Sungai Belida Lempuing Jaya OKI masuk nominasi Top 10 inovasi se Sumatera Selatan.
Si Loki dan RMU Kasmuri menyisihkan puluhan peserta lainnya asal Kabupaten/Kota se Sumatera Selatan pada ajang inovasi daerah yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumsel tahun 2024.
Plt. Kadiskominfo OKI, Adi Yanto didampingi Kepala Bidang Keamanan Informasi dan Persandian, Kurniawan Siregar menjelaskan Si Loki merupakan layanan menyeluruh terhadap kebutuhan operasional persandian dan keamanan informasi di Kabupaten OKI. Sistem elektronik ini antara lain memiliki fitur Dashboard layanan dan operasional keamanan informasi, Inventarisir aplikasi milik pemerintah daerah secara digital; Vulnerability assessment; Pengelolaan hasil ITSA; serta Pengelolaan CSIRT (Computer Security Incident Response Team).
“Meningkatnya penggunaan teknologi informasi (TI) dalam layanan pemerintah, meski dibarengi kesadaran keamanan siber bagi penyelenggara sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Atas dasar itu Si Loki dihadirkan,”Ujar Adi pada paparannya di Balitbangda Provinsi Sumsel, Selasa, (29/10/24).
RMU Modifikasi Kasmuri
Selain Si Loki, Rice Miling Unit Milik Kasmuri asal Desa Belida Lempuing Jaya juga mewakili Kabupaten OKI pada ajang inovator se Sumatera Selatan tahun 2024.
Kasmuri dinilai berhasil memodifikasi penggilingan padi biasa menjadi rice milling unit (RMU) kapasitas 3 ton per jam dan menghasilkan beras kualitas medium.
“Nah berawal dari situ saya berusaha menciptakan alat yang murah dan hemat biaya, tapi hasil produksi mampu bersaing, untuk membantu sesama petani supaya lebih hemat biaya,” kata Muri bercerita dihadapan para dewan Juri yang terdiri dari dosen dan praktisi di Sumsel itu.
Mesin RMU miliknya juga terbilang komplek. Sudah ada pengering, pengayak padi, pemisah dedak dan pencacah beras.
Dia mengklaim, dengan mesin yang dia ciptakan, kandungan beras mencapai 95 persen dan derajat sosoh 100 persen ketika proses penggilingan.
“Keunggulan lainnya (menggunakan mesin ciptaannya) tidak ada limbah karena kulit padinya langsung jadi dedak halus (jadi pakan ternak) tidak ada sekam,” ujarnya.
Lebih lanjut, dua Inovasi asal Kabupaten OKI ini akan bersaing menjadi Top 6 dan TOP 3 Inovasi se Sumsel. (dedi)