Walikota Se-Indonesia Hadir Di HUT APEKSI Ke-23 Di Palembang
PALEMBANG, suarasumsel.net — Rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) APEKSI ke-23, dimulai dengan pelaksanaan seminar nasional.
Dalam kegiatan yang digelar di Hotel Aryaduta, Rabu (7/6) ini dihadiri langsung oleh Walikota Bogor yang juga Ketua APEKSI, Dr. H Bima Arya Sugiarto.
Dalam sambutannya, Bima Arya mengatakan, pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang pada hakekatnya membangun manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.
“Pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong stabilitas, dan meningkatkan potensi daerah secara terpadu,” jelasnya.
Bima menambahkan, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu gambaran pembangunan di berbagai sektor ekonomi, dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
“Ketimpangan ekonomi yang dimaksud adalah ketimpangan pendapatan yang merupakan suatu keadaan dimana distribusi pendapatan masyarakat menunjukkan keadaan yang tidak merata dan lebih menguntungkan kelompok tertentu,” katanya.
Sementara, Wali Kota Palembang, H Harnojoyo mengatakan, untuk menggairahkan kemajuan perekonomian baik skala nasional maupun daerah, tidak cukup hanya mengandalkan investasi pemerintah saja. Tetapi juga sektor swasta harus semakin diberi porsi yang lebih besar untuk berinvestasi.
“Saat ini, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Palembang sebesar 5,25 persen. Ini meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh sebesar 3,11% dan sempat terkontraksi sebesar 0,28% ditahun 2020 akibat pandemi covid-19,” ungkap Harnojoyo.
Sementara, sambung Harnojoyo, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus menunjukkan tren meningkat menjadi sebesar 79,47 dibandingkan tahun 2021 sebesar 78,72.
“Capaian IPM Kota Palembang ini lebih tinggi dibandingkan Provinsi Sumatera Selatan (70,90) bahkan Nasional (72,91),” katanya.
Untuk tingkat kemiskinan, sambung Harnojoyo, sampai Maret 2022 turun menjadi 10,48% setelah sempat terjadi peningkatan di tahun 2021 sebesar 11,34% akibat pandemi covid-19.
Capaian tahun 2022 ini bahkan lebih baik dibandingkan tahun 2019 sebelum terjadinya pandemi dengan tingkat kemiskinan diangka 10,90 persen.
Untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), lanjut Harnojoyo, juga dapat diturunkan menjadi 8,20% yang sebelumnya sebesar 10,11% ditahun 2021.
“Untuk Indeks Gini (Rasio Gini) terus menunjukkan perbaikan menjadi 0,350 dibandingkan ditahun 2021 sebesar 0,353. Indeks ini mengindikasikan bahwa kesenjangan/ketimpangan pendapatan antar penduduk semakin kecil semakin merata,” tukasnya.(Cherly)