KONI Sumsel Bentuk Tim Verifikasi Faktual Porprov
KONI Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) membentuk Tim Verifikasi Faktual Cabang Olahraga (Cabor) dan Atlet Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIII di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur dan OKU Selatan November 2021.
Tim verifikasi faktual cabor dan atlet Porprov diketuai langsung Sekretaris Umum KONI Sumsel Suparman Romans. Adapun anggotanya terdiri dari 17 pengurus dari berbagai bidang beserta seluruh Ketua Umum KONI Kabupaten dan kota di Sumsel.
Tim verifikasi faktual gerak cepat (gercep) dengan menggelar rapat perdana DI Aula Lantai III, Sekretariat KONI Sumsel, Selasa (16/2/2021) pagi.
“Ada beberapa hal pertimbangan KONI Sumsel membentuk tim verifikasi faktual. Pertama evaluasi terhadap regulasi Porprov yang sudah 12 kali. Secara subtansi ada poin krusial perlu dapat perhatian,” kata Suparman Romans usai rapat.
Setiap Porprov lanjut mantan Ketua KONI Palembang ini selalu ada kericuhan. “Salah satu faktor penyebabnya karena tidak konsisten panitia. Pertama modus jual beli atlet tidak sesuai prosedur. Droping atlet padahal di daerah tersebut tidak ada pembinaan. Yang mengejutkan mereka bisa dapat medali emas,” kata Staf Khusus Bidang Pemuda dan Olahraga Walikota Palembang ini.
Sebelumnya pengurus cabang olahraga diberikan kewenangan penuh melakukan keabsahan. Namun seakan mengabaikan hingga menjadi kekiaruhan di lapangan.
“Kita akan mengacu pada PON. Tapi masih ada Cabor nakal misal cabor itu maksimal 28 maksimal. Cabor bikin kteasi sendiri lebih dari 66 nomor pertandingan. Jadi ini sudah sri mulat Jadi bukan lagi mengedepankan prestasi tapi presise,” terang dia.
Karena itu tim verifikasi faktual nanti bertugas mensosialisasikan ke KONI Kabupaten/Kota serta pengurus cabang olahraga peserta Porprov.
“Melakukan langsung verifikasi di lapangan. Kita mulai dari sekarang, mulai berbenah menjadi Porprov berkualitas,” terang Ketua Cabor Bride Sumsel ini.
Lebih lanjut Suparman Romans menambahkan tim verifikasi faktual nanti betul betul berbuah rekomendasi untuk panitia besar (PB) Porprov. “Kita tidak lagi ingin jual beli atlet. Enam Bulan sebelum Porprov bisa mutasi. Selama ini modus oknum pelatih banyak bermain. Makanya ada perwakilan KONI biar tahu mana atlet mereka yang sebenarnya,” terang dia.
Kalau perlu diakui Suparman Romans pihaknya akan membuat fanis me. “Ada teguran secara lisan, tertulis dan terberat hukuman bisa diskualifikasi untuk atlet. Bisa juga untuk Cabor tidak boleh ikut lagi pada Porprov berikut,” tukas Ketua Ormas Pekat Sumsel. (ril)