Rekam Jejak Prananda Salah Satu Calon Ketum PDIP Penerus Megawati
Nama Prananda Prabowo jadi sorotan setelah isu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan lengser dari jabatan yang temah diampunya hampir dua dekade itu.
Prananda Prabowo sendiri merupakan putra kedua Megawati –biasa disapa Mega. Namun berbeda dengan Puan yang kini lebih tersorot karena menjabat Ketua DPR dan sebelumnya pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prananda justru lebih sering bergerak senyap di belakang layar.
Prananda sendiri telah mendapat dukungan langsung dari mantan Walikota Solo, FX Rudy untuk menjadi Ketum PDIP selanjutnya selepas Mega.
“Menurut saya yang layak ya mas Prananda itu,” katanya.
Prananda merupakan anak kedua Mega–buah hati pernikahan pertamanya dengan pilot pesawat tempur AURI, Lettu Surindro Supjarso. Surindro sendiri wafat dalam misi penerbangan di Biak, Papua, saat Mega tengah mengandung Prananda pada awal 1971 silam.
Dalam buku biografi Megawati bertajuk Satyam Eva Jayate, Prananda yang karib disapa Nanan itu lahir di Jakarta tanpa sempat mengenal ayahnya.
Meskipun lebih tua dari Puan–yang merupakan putri buah perkawinan Mega dan mendiang Taufiq Kiemas–Prananda diperkenalkan secara luas dalam dunia politik lebih lambat.
Jika Puan sudah mulai terbuka aktif bersama organisasi politik pada 2006, lalu mengikuti pileg pada 2009; Prananda justru baru diperkenalkan langsung oleh Megawati di dunia politik pada 2010 silam dalam Kongres PDIP di Bali.
Meski merupakan anak dari orang nomor satu di PDI Perjuangan, Prananda tak lantas mendapat jabatan prestise sebagai pengurus partai. Dia bahkan mendapat jabatan yang malah jarang disorot media.
Selain itu, dia juga tak ‘genit’ dengan banyak berbicara di depan publik. Jabatan Prananda di PDI Perjuangan kala itu adalah Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi (Situation Room) DPP PDI-Perjuangan.
Saat ini, dia dipercaya menjadi Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Prananda juga diketahui sering terlibat dalam penyusunan pidato politik Megawati. Namun, terkait itu, dia pernah merendah bahwa pidato-pidato itu disusun berdasarkan arahan Megawati yang ingin dicarikan kutipan dari kakeknya, Bung Karno.
Peneliti dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai bursa ketua umum PDIP pengganti Megawati masih akan dipenuhi nama-nama dari trah Sukarno yang masih dikultuskan.
Wasisto berpendapat akan ada guncangan di internal PDIP usai ditinggal Megawati. Prananda dalam situasi ini dianggap mampu merangkul internal.
“Setelah PDIP ditinggal Bu Mega, [partai] sedikit akan mengalami fluktuasi, artinya partai ini butuh semacam sosok yang itu dekat dengan Bu Mega, dalam hal ini Prananda,” kata Wasisto
Wasisto menyebut memang Prananda punya kelemahan karena tak aktif di luar partai. Akan tetapi, dia menilai sosok Prananda paling dibutuhkan jika PDIP ingin mengunci soliditas partai. (cnn)