Survey Indikator, PDIP Terlalu Perkasa dengan Elektabilitas 25,3 Persen
Jakarta – Indikator Politik Indonesiae merilis hasil survei elektabilitas parpol . Hasilnya, elektabilitas PDIP melesat jauh.
Pada survei April 2021, PDIP mengantongi elektabilitas sebesar 25,3 persen. Terjadi tren kenaikan dari sebesar 20,9 persen pada Maret 2021.
“PDIP biarpun 25,3 persen ada kenaikan dari bulan Maret. Tetapi masih stagnan dibanding tahun lalu,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat rilis survei secara daring, Selasa (4/5/2021).
Posisi kedua ditempati Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 13,1 persen. Gerindra mengalami penurunan dibanding sebelumnya sebesar 17 persen pada Maret 2021.
Burhanuddin mengatakan, tren turunnya elektabilitas Gerindra beriringan dengan penurunan elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
“Gerindra agak menurun karena kebetulan elektabilitas Pak Prabowo juga menurun sebagai capres,” kata Burhanuddin.
Berikutnya ada Partai Golkar yang bertengger di posisi ketiga dengan elektabilitas 9,2 persen. Burhanuddin menyebut partai ini mengalami kenaikan dari 7,6 persen pada Maret 2021.
Begitu juga dengan Partai Demokrat yang berada di urutan selanjutnya dengan elektabilitas 8 persen. Demokrat naik cukup besar dari 5 persen pada Maret 2021
Pada posisi berikutnya ada PKB dan PKS yang memiliki elektabilitas sama yaitu 7,2 persen. PKS cenderung stabil, sementara PKB mengalami kenaikan dari survei sebelumnya.
Berikutnya beberapa partai yang kini di Senayan, berada dalam ancaman karena elektabilitasnya tidak mendekati ambang batas 4 persen.
Partai itu adalah PPP dengan elektabilitas 2,4 persen, Nasdem dengan elektabilitas 2,3 persen, dan PAN dengan elektabilitas 1,5 persen.
Bila melihat tren elektabilitas, PPP mengalami kenaikan cukup tinggi dari 0,4 persen menjadi 2,4 persen. Nasdem mengalami sedikit penurunan. Serta PAN mengalami sedikit kenaikan dari 1,2 persen menjadi 1,5 persen.
Sisanya ada Perindo dengan elektabilitas 1,2 persen, PSI 0,4 persen, Hanura 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, PBB 0,2 persen, Gelora 0,2 persen, PKPI 0,1 persen, Berkarya 0,1 persen, dan lainnya 0,1 persen.
Sementara itu, responden yang belum punya pilihan partai politik cukup tinggi yaitu sebesar 21,1 persen.
Indikator Politik Indonesia menggelar survei dengan wawancara kontak telepon terhadap responden. Survei digelar pada 13-17 April 2012.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak tatap muka langsung yang pernah digelar Indikator pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020. Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (lip)